BREAKING NEWS

Bisnis yang Tetap Bertahan di Masa Krisis

Bisnis yang Tetap Bertahan di Masa Krisis

Bisniso.com - 
Dalam kondisi krisis, baik itu krisis ekonomi, krisis politik, hingga pandemi global, banyak sektor usaha yang goyah bahkan gulung tikar. Namun, tetap ada bisnis yang tetap bertahan di masa krisis, bahkan sebagian justru mengalami pertumbuhan signifikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa tidak semua usaha terpuruk saat kondisi ekonomi memburuk. Justru, ada beberapa sektor yang tetap relevan dan menjadi kebutuhan utama masyarakat.

Bisnis-bisnis tersebut memiliki karakteristik dan pendekatan yang berbeda dalam menyikapi perubahan. Mereka mampu beradaptasi dengan cepat, mengelola risiko dengan cermat, dan memahami kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Inilah yang membuat mereka tetap eksis, bahkan ketika banyak kompetitor menyerah.

Mengetahui sektor usaha apa saja yang tahan terhadap krisis dapat menjadi panduan penting bagi pelaku bisnis, calon wirausaha, maupun investor. Dalam artikel ini, kita akan membahas sektor bisnis yang terbukti kuat di masa krisis serta strategi yang mereka gunakan untuk bertahan.

Karakteristik Bisnis yang Tahan Krisis

Setiap bisnis yang mampu bertahan di masa krisis memiliki sejumlah karakteristik yang membuatnya lebih tangguh dibanding usaha lain. Pertama adalah daya adaptasi tinggi, yaitu kemampuan bisnis untuk menyesuaikan produk, layanan, maupun strategi pemasaran terhadap situasi yang sedang berlangsung.

Kedua adalah menyediakan kebutuhan dasar masyarakat, seperti makanan, kesehatan, dan komunikasi. Bisnis yang beroperasi di sektor kebutuhan pokok biasanya tidak terdampak terlalu besar karena konsumsi akan terus berjalan meski daya beli turun.

Ketiga adalah fleksibilitas model bisnis, seperti penggunaan digital platform, kemitraan strategis, atau diversifikasi produk. Model bisnis yang kaku cenderung gagal beradaptasi dengan cepat, sehingga rentan terhadap krisis mendadak.

UMKM sebagai Pilar Ekonomi di Tengah Ketidakpastian

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti menjadi sektor yang paling adaptif dan tahan banting saat krisis. Salah satu alasannya adalah struktur biaya yang rendah dan kemampuan mereka dalam melakukan inovasi dalam skala kecil. UMKM biasanya lebih dekat dengan konsumen, sehingga mampu lebih cepat membaca perubahan perilaku pasar.

Banyak UMKM yang berhasil mengalihkan bisnis mereka ke ranah digital, menjual produk melalui e-commerce, media sosial, hingga aplikasi pesan antar. Mereka juga cepat mengganti produk utama jika permintaan berubah, misalnya dari produksi pakaian ke masker kain saat pandemi.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, UMKM yang beralih ke penjualan digital memiliki peluang bertahan 3 kali lebih besar dibanding yang masih bertahan dengan model konvensional.

Bisnis Kuliner dan Kebutuhan Pokok yang Tak Pernah Mati

Sektor makanan adalah contoh bisnis yang tetap bertahan di masa krisis. Terlepas dari kondisi ekonomi, manusia tetap membutuhkan makanan setiap hari. Inilah yang menjadikan bisnis kuliner sebagai sektor yang relatif aman dan stabil.

Bahkan saat daya beli menurun, masyarakat masih membeli makanan, meski dengan pilihan yang lebih ekonomis. Inilah yang memunculkan inovasi seperti frozen food, makanan rumahan dalam porsi kecil, hingga layanan katering sehat yang terjangkau.

Bisnis warung makan, usaha franchise makanan cepat saji, hingga UMKM camilan tradisional tetap tumbuh di tengah krisis. Apalagi dengan dukungan layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood, bisnis kuliner makin terbantu menjangkau pelanggan tanpa harus mengandalkan pembeli datang langsung.

Teknologi dan Layanan Digital yang Makin Tumbuh

Teknologi informasi menjadi salah satu sektor yang justru melonjak saat krisis, terutama saat terjadi pembatasan mobilitas atau perubahan pola kerja. Bisnis berbasis digital seperti aplikasi, platform edukasi daring (e-learning), layanan cloud, hingga alat komunikasi virtual mengalami peningkatan permintaan yang tajam.

Contoh nyata adalah meningkatnya pengguna aplikasi Zoom dan Google Meet saat pandemi, atau meningkatnya minat terhadap platform kursus daring seperti Ruangguru dan Coursera. Bisnis teknologi ini menyediakan solusi bagi dunia pendidikan, perkantoran, dan hiburan dari rumah.

Selain itu, banyak bisnis konvensional bertransformasi menjadi bisnis online, menggunakan teknologi sebagai penopang utama agar tetap eksis. Hal ini menjadikan sektor teknologi sebagai kunci bagi bisnis lain untuk bertahan.

Bisnis yang Tetap Bertahan di Masa Krisis

Sektor Kesehatan dan Produk Kebersihan yang Melonjak

Saat krisis kesehatan melanda, permintaan terhadap produk dan layanan kesehatan meningkat drastis. Produk seperti masker, hand sanitizer, vitamin, alat kesehatan, dan suplemen menjadi incaran. Bahkan setelah krisis berlalu, kebiasaan menjaga kesehatan tetap terbawa sebagai kebiasaan baru.

Bisnis apotek, klinik kesehatan, telemedicine, hingga toko alat kesehatan menjadi sektor yang paling diminati. Selain itu, bisnis produk kebersihan seperti disinfektan, deterjen, dan sabun antiseptik juga mengalami lonjakan permintaan.

Masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya menjaga imun tubuh dan kebersihan lingkungan, sehingga sektor ini diprediksi akan tetap bertumbuh dalam jangka panjang.

Pertanian dan Logistik sebagai Tulang Punggung Rantai Pasok

Sektor pertanian termasuk dalam kategori bisnis yang tetap bertahan di masa krisis karena menyangkut ketahanan pangan. Petani, peternak, dan nelayan tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian masyarakat.

Selain itu, bisnis logistik yang mendistribusikan bahan pokok dari produsen ke konsumen juga sangat penting. Di masa pembatasan mobilitas, permintaan terhadap jasa pengiriman meningkat pesat. Banyak perusahaan logistik lokal yang mengalami lonjakan pengiriman terutama pada segmen e-commerce dan makanan.

Dengan rantai pasok yang efisien, sektor pertanian dan logistik berperan vital menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan barang pokok.

Bisnis Daur Ulang dan Produk Ramah Lingkungan

Kesadaran akan lingkungan meningkat saat krisis global terjadi. Konsumen mulai peduli dengan dampak lingkungan dan mencari produk yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, atau berbahan daur ulang.

UMKM yang mengolah sampah plastik menjadi kerajinan, produksi tas dari kain bekas, hingga usaha refill sabun menjadi contoh bisnis yang relevan dengan tren ini. Selain menarik dari sisi lingkungan, bisnis ini juga menawarkan nilai ekonomis yang kompetitif.

Permintaan terhadap barang-barang ramah lingkungan diyakini akan terus tumbuh, terlebih dengan meningkatnya kampanye kesadaran ekologi dan gaya hidup minimalis.

Jasa Keuangan Mikro dan Konsultasi Bisnis

Saat krisis, banyak individu maupun UMKM membutuhkan bantuan pendanaan dan bimbingan bisnis. Di sinilah jasa keuangan mikro seperti koperasi, BPR, dan fintech peer-to-peer lending berperan penting.

Fintech memberikan alternatif pembiayaan cepat dan mudah bagi pengusaha kecil yang tidak memiliki akses ke bank. Selain itu, konsultan bisnis, baik offline maupun online, dibutuhkan untuk membantu pelaku usaha membuat strategi bertahan, menghitung ulang arus kas, dan menyusun ulang rencana bisnis mereka.

Kebutuhan akan edukasi finansial dan perencanaan keuangan membuat jasa ini semakin relevan di masa sulit.

Strategi Bertahan: Pivot, Diversifikasi, dan Inovasi

Ada tiga strategi utama yang diterapkan oleh bisnis yang tetap bertahan di masa krisis. Pertama, pivot yaitu mengubah arah bisnis agar tetap relevan dengan situasi saat ini. Misalnya, restoran yang beralih fokus ke pengiriman makanan atau produsen tekstil yang mulai membuat masker kain.

Kedua, diversifikasi produk, yaitu menambah lini produk baru yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Ini bisa memperluas target pasar dan mengurangi risiko kehilangan pelanggan.

Ketiga, inovasi, baik dari sisi teknologi, pemasaran, maupun operasional. Bisnis yang berinovasi mampu menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih efisien dan menarik.

Studi kasus seperti Gojek yang memperluas layanan dari ojek daring menjadi ekosistem digital, atau UMKM lokal yang mendadak viral lewat TikTok Shop, menunjukkan bagaimana inovasi menjadi penentu keberlangsungan bisnis di masa krisis.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar